

Seiring datangnya musim kemarau di Kalimantan Selatan, Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Kalsel memperkuat upaya pencegahan terhadap potensi serangan hama dan penyakit tanaman. Langkah ini diambil mengingat kondisi kering kerap memicu peningkatan aktivitas organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
Lestari Fatria Wahyuni, Kepala BPTPH Dinas Pertanian Kalsel, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan strategi pengendalian yang komprehensif, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terhadap serangan OPT. “Kami memperluas pengamatan di lapangan, menyediakan sarana pengendalian, serta memperbanyak kegiatan penyuluhan langsung kepada petani,” ujarnya pada Selasa (3/6/2025).

Selain menghadapi ancaman hama, BPTPH juga memperhatikan ketersediaan air irigasi selama musim kering. Upaya seperti pompanisasi, perbaikan jaringan irigasi, dan pembersihan saluran air dilakukan secara intensif guna memastikan pasokan air tetap lancar ke lahan pertanian.
Untuk memperluas jangkauan edukasi, BPTPH mengerahkan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) di setiap kecamatan. Mereka bertugas memantau kondisi lahan sekaligus memberikan pendampingan teknis kepada petani terkait pengenalan dini dan penanganan hama.
Beberapa hama dan penyakit yang menjadi fokus utama pada musim ini antara lain hama tikus dan penyakit tungro yang telah terdeteksi di sejumlah wilayah seperti Barito Kuala, Banjar, dan Tanah Laut. Lestari mengimbau para petani untuk segera melaporkan gejala serangan sejak dini agar respons penanganan bisa dilakukan secara cepat dan tepat.
“Kewaspadaan petani sangat kunci. Dengan deteksi dini dan tindakan cepat, dampak serangan hama bisa diminimalkan dan produksi padi tetap terjaga,” pungkasnya.